Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Anon

Dulu, diam adalah segalanya bagiku. Baik dan damai menurutku. Setiap hentak dan bentak, kecewa dan nestapa, rasanya hanya bisa kupendam tanpa suara.  Sampai kujumpa ia, dingin tapi sedikit hangat. Mulai ku kenalkan setiap kata kepada dunia luar. Kasihan, sebelumnya kata kataku selalu ku penjarakan dalam kepala dan dada.  Aku mulai bisa berbicara dan mengutarakan setiap rasa, karena ia. Rumah, adalah gambaran bagiku untuknya. Rasanya ingin sekali bercerita tanpa sela kepadanya. Hidupku mulai terasa mudah dan semakin mudah. Tapi, manusia memang selalu bisa berubah. Aku pun sama. Ia menjadi beda. Rasa kecewa mulai mengendalikan emosi dan ragaku. Tiga tahun, tapi mengapa ragu yang semakin datang? Ketika ku mulai berpendapat, selalu buruk yang ia tangkap. Apa karena ia mulai mendewakan kesibukannya? Berkecimpung dengan diri sendiri dan lingkungan barunya. Sampai lupa tempat ia berkeluh sebelumnya. Aku yang harus mengerti, tanpa balasan dimengerti. Bukan ingin imbalan, tapi bukankah...