Bintang dan Nona

Tentang bintang yang merindukan cahaya. Ah.. rasanya bintang tidak lagi menjadi bintang. Atau.. bintang hanya terjebak diantara lautan cahaya terang, sedang ia tak bisa menandinginya?
Oh iya. Bintang bercerita padaku, katanya ia sedih. Bimbang. Tak mengerti akan langkahnya. Hmm kukira bintang tak kan pernah redup. Ia kesal. Ia tak lagi memiliki hasrat pada angkasa. Katanya, ingin beristirahat.

Bintang pernah jatuh ke bumi. Ia tersesat di tumpukan lembut awan putih. Melihat betapa indahnya bumi dari lapisan seputih sanubari. Tak disangka, bintang melihat bumi yang penuh keserakahan, perebutan populeritas, pengakuan kekuasaan, serta pertunjukkan keputusasaan. Bintang heran. Apakah memang kehidupan bumi serumit itu?

Tibalah bintang fokus pada seorang nona. Ia melihat betapa redup dirinya, betapa sesak atmosfer tubuhnya. Ah.. nona sedang tidak baik rupanya. Nona sedikit marah. Tidak. Tidak sama sekali kepada orang di sekitarnya. Tidak kepada alam. Tidak kepada bumi. Apalagi kepada bintang. Nona resah, akan dirinya yang penuh kesah. Ternyata, nona rindu akan sinarnya. Sama seperti bintang. Nona tak lagi mengerti dengan segala kondisinya saat ini. Nona tidak lagi melakukan apa yang nona suka. Tidak memiliki ketertarikan pada hal yang nona sedang jalankan. Rasanya nona ingin menghilang, atau pergi ke angkasa.

Tatkala ketika nona berbicara dengan bersandar di kursi taman, bintang mendengar nona berkata "aku hanya rindu aku yang dulu, menuai prestasi atas apa yang aku sukai. Memiliki kepuasan saat aku melakukan hobiku. Saat aku memenangkan perlombaan dari hobiku. Rasanya bumi tidak berpihak padaku. Aku hanya iri, dengan semua temanku, dengan mereka yg memiliki segalanya yang dibutuhkan. Aku? Siapa aku? Hanya seorang anak perempuan yang lahir dari keluarga sederhana, dikelilingi orang asing, yang tidak merasakan dekatnya dengan sanak saudara, yang harus terus merantau di sepanjang hidupnya, yang hanya pandai bekerja di balik layar dan dilupakan. Apakah mau mereka melihatku? Siapa peduli? Apakah akan terus seperti ini? Semua yang kulakukan hanya membuatku menjadi lemah hati, membuatku hempas percaya diri." Nona menangis. Nona tak bisa bercerita kepada manusia, katanya percuma. Manusia hanya tidak mengerti. Manusia tidak sebegitu peduli.

Baik bintang maupun nona, keduanya masih memiliki sinarnya. Mereka hanya perlu sekelumit waktu untuk menang. Lihat saja. Bintang dan nona akan bertemu, memancarkan cahaya, untuk bumi dan angkasa.









Malang, 27 Maret 2019.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faded

Warna Aura

It's About One Direction